×

Kesiapan Energi Nasional Menjelang Nataru 2025/2026 Dipastikan Aman

Kesiapan Energi Nasional Menjelang Nataru 2025/2026 Dipastikan Aman

Kesiapan Energi Nasional Menjelang Nataru 2025/2026 Dipastikan Aman

EPICTOTO — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ketersediaan energi nasional dalam kondisi aman dan terkendali menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Pernyataan ini disampaikan meskipun pemerintah saat ini juga tengah berkonsentrasi pada upaya pemulihan pascabencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra.

“Situasi tahun 2025 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita sedang menghadapi musibah bencana di Sumatra, khususnya di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Sebagian besar tenaga dan perhatian kita tercurah untuk membantu saudara-saudara kita di sana,” jelas Menteri ESDM dalam konferensi pers mengenai kesiapan sektor energi menghadapi periode Nataru di Jakarta.

Empat Pilar Utama Ketahanan Energi

Kementerian ESDM menitikberatkan kesiapan pada empat bidang utama: ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), pasokan listrik, serta mitigasi kebencanaan geologi.

Stok BBM di Atas Batas Minimum

Ketahanan stok BBM nasional dinilai berada di atas ambang batas aman. Stok Pertalite (RON 90) tercatat mampu memenuhi kebutuhan hingga 19 hari, melebihi batas minimum nasional 17–18 hari. Sementara itu, ketersediaan bensin RON 92 berada di atas 23 hari dan RON 95 di atas 31 hari.

Untuk bahan bakar solar, ketahanan stok subsidi jenis CN48 mencapai 15 hari (minimum 14 hari), dan solar non-subsidi CN53 mencapai sekitar 25 hari. Stok avtur juga aman dengan ketahanan di atas 29 hari.

“Dari sisi stok BBM, cadangan nasional kita untuk menyambut Natal dan Tahun Baru dalam kondisi aman. Masyarakat yang akan merayakan Natal tidak perlu khawatir mengenai ketersediaan BBM,” tegas Menteri ESDM.

Kondisi LPG dan Pasokan Listrik

Di sektor LPG, kondisi juga dinyatakan stabil. Hingga saat ini, stok LPG nasional tercatat sebesar 314.394 metrik ton dengan kemampuan distribusi harian sekitar 25.832 metrik ton. Dengan angka tersebut, ketahanan stok LPG nasional diperkirakan mencapai 12,17 hari.

Sementara untuk kelistrikan, kondisi secara umum berjalan normal. Ketersediaan bahan baku untuk pembangkit listrik, baik berupa BBM, gas, maupun batu bara, semuanya berada pada level aman di atas 10 hari sehingga tidak ada gangguan pasokan listrik secara nasional.

Dalam hal mitigasi bencana geologi, pemantauan aktivitas gunung api terus dilakukan. Saat ini terdapat tiga gunung api berstatus Siaga dan 24 gunung api berstatus Waspada.

Pemulihan Energi di Wilayah Terdampak Bencana

Pemerintah memberikan prioritas khusus pada pemulihan pasokan energi di wilayah-wilayah yang terdampak bencana, terutama di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Proses pemulihan kelistrikan di Sumatra Utara dan Sumatra Barat dilaporkan telah berjalan dengan baik dan sebagian besar dapat dipulihkan dalam waktu sekitar satu minggu pascabencana.

Di Kota Banda Aceh, pasokan listrik telah kembali normal dengan daya yang tersalurkan mencapai 120 megawatt. Namun, pemulihan di empat kabupaten lain di Aceh, yaitu Aceh Tamiang, Bener Meriah, Gayo, dan Aceh Tengah, masih di bawah 50 persen.

“Kendala utama bukan pada pembangkit listriknya, melainkan pada infrastruktur tegangan rendah di lapangan yang belum selesai diperbaiki. Beberapa daerah masih terdampak banjir dan akses jalan terputus,” paparnya.

Pengaliran listrik ke daerah yang masih terdampak berat tidak dapat dipaksakan demi alasan keselamatan. Secara umum, jaringan kelistrikan utama di Aceh sudah terhubung, dan proses perbaikan akan terus berlanjut seiring dengan perbaikan infrastruktur pendukung.

Untuk pasokan BBM dan LPG di wilayah bencana, kondisi secara bertahap telah normalisasi. Khusus untuk daerah yang akses jalannya masih terputus, dilakukan upaya distribusi ekstra, termasuk menggunakan helikopter dan pesawat Hercules untuk mengangkut LPG, terutama ke wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah.

thaichili2go.com